Pupuk sebagai penyubur tanaman
sangat diperlukan baik bagi petani, maupun bagi pecinta tanaman, yang
menginginkan tanaman lebih subur dan menghasilkan buah yang lebih banyak. Pupuk
memperkaya unsur hara tanah. Pupuk digolongkan pada pupuk organik dan anorganik.
Pupuk anorganik untuk menyebut
pupuk buatan pabrik, yang biasa dipakai petani, berupa Pupuk Urea, TSP, dll,
sementara pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos. Pupuk
kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang dapat digunakan
apabila telah dikeringkan dan proses pelapukannya (dekomposisi) telah sempurna.
Pupuk hijau berasal dari tanaman berpolong dan kacang-kacangan. Sedangkan
kompos merupakan jenis pupuk yang berasal dari sisa-sisa bahan tanaman yang
telah mengalami penguraian (dekomposisi).
Keunggulan Pupuk Organik dibanding
Anorganik
Petani di Indonesia pada umumnya
mengandalkan pupuk anorganik seperti Urea dan TSP. Alasan mereka didasarkan
kepada penggunaannya yang praktis dan hasil panen yang memuaskan. Setiap musim
tanam petani pasti menambahkan pupuk anorganik, terus dan terus. Pada akhirnya,
unsur dalam pupuk anorganik ini akan terakumulasi dalam tanah dan menyebabkan
kekurangan unsur hara.
Kenyataannya, tanah yang sering
diberi pupuk anorganik, lama kelamaan akan menjadi keras. Keadaan ini akan
menyebabkan beberapa kesulitan, diantaranya tanah menjadi sulit diolah dan
pertumbuhan tanaman terganggu. Permasalahan tersebut sebenarnya tidak akan
terjadi, jika kita menggunakan pupuk organik.
Kesuburan dan kegemburan tanah
akan terjaga jika kita selalu menambahkan pupuk organik, salah satunya kompos.
Pemakaian kompos sangat dianjurkan karena dapat memperbaiki produktivitas
tanah, baik secara fisik, kimia, maupun biologi tanah. Secara fisik, kompos
bisa menggemburkan tanah; memperbaiki aerasi dan drainase; meningkatkan
pengikatan antar-partikel dan kapasitas mengikat air sehingga dapat mencegah
erosi dan longsor; mengurangi tercucinya nitrogen terlarut; serta memperbaiki
daya olah tanah.
Sayangnya, para petani Indonesia
sangat tergantung pada pupuk buatan pabrik, yang seringkali menjadi langka dan
otomatis harganya meningkat menjadi sangat mahal, tetapi para petani tetap
membelinya, walau harganya selangit, yang mengurangi keuntungan mereka, bahkan
terkadang membuat mereka rugi, sementara pupuk organik tersedia melimpah di
lahan mereka sendiri. Seandainya para petani kita mengetahui kelebihan pupuk
organik, yang bisa mereka produksi sendiri dibanding pupuk anorganik buatan
pabrik, pasti bisa menambah keuntungan mereka, baik dari segi harganya yang
murah dan bahkan gratis bila mereka produksi sendiri, maupun hasil produksi
yang terus bertambah. Karena ternyata, Pemakaian pupuk anorganik secara terus
menerus justru menurunkan hasil produksi, karena Pemakaian pupuk anorganik
secara terus menerus membuat tanah menjadi kehilangan unsur hara dan organisme
tanah, sehingga membuat tanah menjadi tidak subur.
Penggunaan pupuk organik di lahan
pertanian mutlak diperlukan untuk menjaga agar kesuburan tanah dapat
dipertahankan secara berkelanjutan. Fungsi pupuk organik sangat penting dalam
hal memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, agar komponen udara,
air, mineral, dan bahan organik selalu dalam keadaan seimbang sehingga
keseimbangan ekosistem pada lahan pertanian akan terkendali. Pupuk organik
(kompos) merupakan pupuk alami hasil proses penguraian bahan organik oleh
mikroba pengurai secara aerob (butuh udara). Proses penguraian bahan organik
dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: memanfaatkan mikroba pengurai
secara alami, menambahkan starter mikroba ke dalam bahan kompos dan dengan
bantuan biota pengurai cacing tanah.
Berikut perbedaan atau keunggulan antara pupuk organik dan pupuk
anorganik:
PUPUK ORGANIK
|
PUPUK ANORGANIK
|
Ramah lingkungan
|
Tidak ramah
lingkungan
|
Memiliki unsur hara
makro dan mikro lengkap tapi dalam jumlah yang sedikit
|
Memiliki satu jenis
unsur hara tapi, dalam jumlah banyak
|
Memperbaiki
struktur tanah, sehingga tanah menjadi gembur
|
Pemakaian terus
menerus dapat merusak struktur tanah
|
Harga relatif murah
|
Harga relatif mahal
|
Dapat menambah daya
resap air
|
Membuat tanah
menjadi keras dan susah menyerap air
|
Memperbaiki
kehidupan mikroorganisme dalam tanah
|
Mematikan organisme
dalam tanah
|
dapat di buat
sendiri
|
hanya dapat diproduksi
oleh pabrik
|
respon terhadap
tanaman lambat
|
respon terhadap
tanaman cepat
|
Membuat tanaman
lebih tahan penyakit
|
Membuat tanaman
rentan penyakit
|
Kualitas produk
yang lebih tahan lama
Contoh : Wortel
Organik bisa disimpan selama 3 – 4 minggu
|
Kualitas produk
tidak tahan lama
Wortel non Organik
hanya bisa disimpan 1 – 2 minggu saja
|
Buah yang lebih
manis dan fruitset atau persentase bunga yang jadi buah jauh lebih banyak
|
Buah kurang manis
dan fruitset atau persentase Bunga yang jadi buah kurang banyak
|
PUPUK ORGANIK CAIR
Pupuk organik cair merupakan
salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran.
Pupuk organik cair kebanyakan
diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair
foliar yang mengandung hara makro
dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe,
Mn, dan bahan organik). Pupuk
organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah, juga membantu meningkatkan produksi tanaman,
meningkatkan kualitas
produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan
sebagai alternatif pengganti
pupuk kandang (Sarjana Parman,
2007). Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat
diantaranya adalah :
1. Mendorong dan
meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae
sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan
nitrogen dari udara.
2. Meningkatkan
vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya
tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen
penyebab penyakit.
3. Merangsang
pertumbuhan cabang produksi.
4. Meningkatkan
pembentukan bunga dan bakal buah, serta
5. Mengurangi
gugurnya daun, bunga dan bakal buah.
Cara membuat Pupuk Organik Cair
1. Pupuk Organik
Cair yang kita produksi menggunakan limbah organik dari rumah kita seperti sisa
potongan sayuran, kulit buah, batang-batang sayuran, bagi yang punya taman
tentunya sering mengumpulkan daun-daun rontok yang sering kita buang
sehari-hari.
2. Rajang atau
potong-potong sampah yang berukuran besar menjadi kecil-kecil, supaya proses
pembusukan menjadi lebih cepat, kemudian masukan dalam wadah.
3. Siapkan cairan
bioaktivator.
yang berfungsi mempercepat proses pembusukan dengan cara
fermentasi, sehingga tidak menimbulkan bau busuk selama proses pembusukan.
4. Siapkan sprayer
volume satu liter, kemudian isi dengan satu liter air, sebaiknya dengan air
sumur, atau jika menggunakan air PAM sebaiknya diendapkan terlebih dulu minimal
satu hari, supaya kaporit yang terdapat pada air PAM menguap, karena kaporit
dapat mematikan mikroba yang ada dalam Propuri.
5. Tuangkan
Propuri ke dalam sprayer yang sudah diisi air dengan perbandingan satu liter air
dicampur 1 – 2 tutup botol Propuri, kemudian kocok sampai merata dan cairan
Bioactivator siap kita gunakan.
6. Semprotkan
Bioactivator Propuri pada sampah yang sudah kita Rajang dalam wadah dengan
merata sampai seluruh sampah terkena larutan Propuri, kemudian masukan sampah
ke dalam Tong Komposter dan tutup rapat komposternya.
7. Pada awal
Pemakaian komposter baru dapat menghasilkan pupuk cair setelah dua minggu,
selanjutnya pemanenan lindi dapat dilakukan Setiap 2 – 3 hari sekali.
8. Kompos cair
yang dihasilkan dapat kita gunakan/aplikasikan ke tanaman dengan mencampurkan
kompos cair satu bagian dengan lima bagian air, contoh 1 (satu) liter kompos
cair dicampur dengan 5 (lima)liter air sumur. Pupuk cair organik ini siap
disiramkan ke tanaman, baik sayuran, tanaman buah atau tanaman hias. Penyiraman
dengan pupuk cair ini dapat dilakukan seminggu sekali.
9. Komposter adalah
wadah khusus yang dibuat dengan menggunakan gentong air ukuran kapasitas 20
liter, 30 liter. 60 liter, 80 liter, 100 liter, 120 liter, 150 liter, dan 200
liter, komposter digunakan untuk proses pembusukan dengan metode fermentasi,
yang menggunakan bakteri agar sampah-sampah dapat lebih cepat terurai, tanpa
menimbulkan bay busuk. Komposter diberikan keran untuk memanen kompos cair dan
pipa-pipa pernapasan. Komposter ini dapat anda buat sendiri dengan melihat
panduan pembuatan komposter dengan membaca buku “Membuat Pupuk Organik Cair”
terbitan Agro Media, karangan Bapak Sukamto Hadisuwito yang dapat anda beli di
toko buku Gramedia, atau membeli Komposter dan Propuri dengan memesan kepada
Bapak Sukamto Hadisuwito Telp. 021-4204565 atau Hp. 0811-954-039 atau
melihat
websitenya : www.kompospuri.blogspot.com/http://pojok-gue.blogspot.com/2013/04/pupuk-organik-cair.html