Sabtu, 08 Maret 2014

Pupuk sebagai penyubur tanaman sangat diperlukan baik bagi petani, maupun bagi pecinta tanaman, yang menginginkan tanaman lebih subur dan menghasilkan buah yang lebih banyak. Pupuk memperkaya unsur hara tanah. Pupuk digolongkan pada pupuk organik dan anorganik.

Pupuk anorganik untuk menyebut pupuk buatan pabrik, yang biasa dipakai petani, berupa Pupuk Urea, TSP, dll, sementara pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos. Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang dapat digunakan apabila telah dikeringkan dan proses pelapukannya (dekomposisi) telah sempurna. Pupuk hijau berasal dari tanaman berpolong dan kacang-kacangan. Sedangkan kompos merupakan jenis pupuk yang berasal dari sisa-sisa bahan tanaman yang telah mengalami penguraian (dekomposisi).

Keunggulan Pupuk Organik dibanding Anorganik

Petani di Indonesia pada umumnya mengandalkan pupuk anorganik seperti Urea dan TSP. Alasan mereka didasarkan kepada penggunaannya yang praktis dan hasil panen yang memuaskan. Setiap musim tanam petani pasti menambahkan pupuk anorganik, terus dan terus. Pada akhirnya, unsur dalam pupuk anorganik ini akan terakumulasi dalam tanah dan menyebabkan kekurangan unsur hara.

Kenyataannya, tanah yang sering diberi pupuk anorganik, lama kelamaan akan menjadi keras. Keadaan ini akan menyebabkan beberapa kesulitan, diantaranya tanah menjadi sulit diolah dan pertumbuhan tanaman terganggu. Permasalahan tersebut sebenarnya tidak akan terjadi, jika kita menggunakan pupuk organik.

Kesuburan dan kegemburan tanah akan terjaga jika kita selalu menambahkan pupuk organik, salah satunya kompos. Pemakaian kompos sangat dianjurkan karena dapat memperbaiki produktivitas tanah, baik secara fisik, kimia, maupun biologi tanah. Secara fisik, kompos bisa menggemburkan tanah; memperbaiki aerasi dan drainase; meningkatkan pengikatan antar-partikel dan kapasitas mengikat air sehingga dapat mencegah erosi dan longsor; mengurangi tercucinya nitrogen terlarut; serta memperbaiki daya olah tanah.

Sayangnya, para petani Indonesia sangat tergantung pada pupuk buatan pabrik, yang seringkali menjadi langka dan otomatis harganya meningkat menjadi sangat mahal, tetapi para petani tetap membelinya, walau harganya selangit, yang mengurangi keuntungan mereka, bahkan terkadang membuat mereka rugi, sementara pupuk organik tersedia melimpah di lahan mereka sendiri. Seandainya para petani kita mengetahui kelebihan pupuk organik, yang bisa mereka produksi sendiri dibanding pupuk anorganik buatan pabrik, pasti bisa menambah keuntungan mereka, baik dari segi harganya yang murah dan bahkan gratis bila mereka produksi sendiri, maupun hasil produksi yang terus bertambah. Karena ternyata, Pemakaian pupuk anorganik secara terus menerus justru menurunkan hasil produksi, karena Pemakaian pupuk anorganik secara terus menerus membuat tanah menjadi kehilangan unsur hara dan organisme tanah, sehingga membuat tanah menjadi tidak subur.

Penggunaan pupuk organik di lahan pertanian mutlak diperlukan untuk menjaga agar kesuburan tanah dapat dipertahankan secara berkelanjutan. Fungsi pupuk organik sangat penting dalam hal memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, agar komponen udara, air, mineral, dan bahan organik selalu dalam keadaan seimbang sehingga keseimbangan ekosistem pada lahan pertanian akan terkendali. Pupuk organik (kompos) merupakan pupuk alami hasil proses penguraian bahan organik oleh mikroba pengurai secara aerob (butuh udara). Proses penguraian bahan organik dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: memanfaatkan mikroba pengurai secara alami, menambahkan starter mikroba ke dalam bahan kompos dan dengan bantuan biota pengurai cacing tanah.

Berikut perbedaan atau keunggulan antara pupuk organik dan pupuk anorganik:
PUPUK ORGANIK
PUPUK ANORGANIK
Ramah lingkungan
Tidak ramah lingkungan
Memiliki unsur hara makro dan mikro lengkap tapi dalam jumlah yang sedikit
Memiliki satu jenis unsur hara tapi, dalam jumlah banyak
Memperbaiki struktur tanah, sehingga tanah menjadi gembur
Pemakaian terus menerus dapat merusak struktur tanah
Harga relatif murah
Harga relatif mahal
Dapat menambah daya resap air
Membuat tanah menjadi keras dan susah menyerap air
Memperbaiki kehidupan mikroorganisme dalam tanah
Mematikan organisme dalam tanah
dapat di buat sendiri
hanya dapat diproduksi oleh pabrik
respon terhadap tanaman lambat
respon terhadap tanaman cepat
Membuat tanaman lebih tahan penyakit
Membuat tanaman rentan penyakit
Kualitas produk yang lebih tahan lama
Contoh : Wortel Organik bisa disimpan selama 3 – 4 minggu
Kualitas produk tidak tahan lama
Wortel non Organik hanya bisa disimpan 1 – 2 minggu saja
Buah yang lebih manis dan fruitset atau persentase bunga yang jadi buah jauh lebih banyak
Buah kurang manis dan fruitset atau persentase Bunga yang jadi buah kurang banyak


PUPUK ORGANIK CAIR
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran.
Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair
foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe,
Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah, juga membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas
produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti
pupuk kandang (Sarjana Parman, 2007). Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat
diantaranya adalah :

1.    Mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara.
2.    Meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit.
3.    Merangsang pertumbuhan cabang produksi.
4.    Meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, serta
5.    Mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah.


Cara membuat Pupuk Organik Cair
1.    Pupuk Organik Cair yang kita produksi menggunakan limbah organik dari rumah kita seperti sisa potongan sayuran, kulit buah, batang-batang sayuran, bagi yang punya taman tentunya sering mengumpulkan daun-daun rontok yang sering kita buang sehari-hari.
2.    Rajang atau potong-potong sampah yang berukuran besar menjadi kecil-kecil, supaya proses pembusukan menjadi lebih cepat, kemudian masukan dalam wadah.
3.    Siapkan cairan bioaktivator.

yang berfungsi mempercepat proses pembusukan dengan cara fermentasi, sehingga tidak menimbulkan bau busuk selama proses pembusukan.
4.    Siapkan sprayer volume satu liter, kemudian isi dengan satu liter air, sebaiknya dengan air sumur, atau jika menggunakan air PAM sebaiknya diendapkan terlebih dulu minimal satu hari, supaya kaporit yang terdapat pada air PAM menguap, karena kaporit dapat mematikan mikroba yang ada dalam Propuri.
5.    Tuangkan Propuri ke dalam sprayer yang sudah diisi air dengan perbandingan satu liter air dicampur 1 – 2 tutup botol Propuri, kemudian kocok sampai merata dan cairan Bioactivator siap kita gunakan.
6.    Semprotkan Bioactivator Propuri pada sampah yang sudah kita Rajang dalam wadah dengan merata sampai seluruh sampah terkena larutan Propuri, kemudian masukan sampah ke dalam Tong Komposter dan tutup rapat komposternya.


7.    Pada awal Pemakaian komposter baru dapat menghasilkan pupuk cair setelah dua minggu, selanjutnya pemanenan lindi dapat dilakukan Setiap 2 – 3 hari sekali.
8.    Kompos cair yang dihasilkan dapat kita gunakan/aplikasikan ke tanaman dengan mencampurkan kompos cair satu bagian dengan lima bagian air, contoh 1 (satu) liter kompos cair dicampur dengan 5 (lima)liter air sumur. Pupuk cair organik ini siap disiramkan ke tanaman, baik sayuran, tanaman buah atau tanaman hias. Penyiraman dengan pupuk cair ini dapat dilakukan seminggu sekali.


9.    Komposter adalah wadah khusus yang dibuat dengan menggunakan gentong air ukuran kapasitas 20 liter, 30 liter. 60 liter, 80 liter, 100 liter, 120 liter, 150 liter, dan 200 liter, komposter digunakan untuk proses pembusukan dengan metode fermentasi, yang menggunakan bakteri agar sampah-sampah dapat lebih cepat terurai, tanpa menimbulkan bay busuk. Komposter diberikan keran untuk memanen kompos cair dan pipa-pipa pernapasan. Komposter ini dapat anda buat sendiri dengan melihat panduan pembuatan komposter dengan membaca buku “Membuat Pupuk Organik Cair” terbitan Agro Media, karangan Bapak Sukamto Hadisuwito yang dapat anda beli di toko buku Gramedia, atau membeli Komposter dan Propuri dengan memesan kepada Bapak Sukamto Hadisuwito Telp. 021-4204565 atau Hp. 0811-954-039 atau

melihat websitenya : www.kompospuri.blogspot.com/http://pojok-gue.blogspot.com/2013/04/pupuk-organik-cair.html

Apa Itu Pupuk Cair Organik (PCO) ???


Pupuk Organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, sepertipelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi  tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapatberupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung,bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahanpertanian, dan limbah kota (sampah).